Sharenting (1)

Pernahkah Anda mendengar istilah “sharenting?”

Sharing (berbagi) dan parenting (menjadi orangtua) kini memang menjadi fenomena dalam gaya hidup digital. Shareting mengartikan aktivitas orangtua menggunakan media sosial secara teratur dalam membagikan berbagai informasi tentang anak mereka.

Selain mengunggah berbagai perkembangan pribadi si kecil, tak jarang berbagi tips pengasuhan anak juga tercantum. Kata psikolog keluarga dan anak, Nidya Dwika Puteri Psi, M.Psi (@nidyadwikaputeri) dari Askara Pelangi (@askarapelangi – @melatifrsk), orangtua dapat belajar hal positif tentang pola pengasuhan dari orangtua lain. Media sosial bisa menjadi forum diskusi.

Namun, Nidya, mengingatkan kemungkinan ketika fokus bukan lagi pada tumbuh kembang anak, tetapi bagaimana persepsi lingkungan sosial terhadap seseorang sebagai orangtua. Bilamana dia tergolong bad parent atau good parent sehingga menimbulkan kecemasan pada diri orangtua. Berbagi informasi memang tak jadi masalah. Hanya, ketika segala sesuatunya menjadi berlebih, tanpa disadari orangtua menyebarkan berbagai informasi detil tentang buah hati.

Berbagi memang sah-sah saja, tetapi perlu diwaspadai pula adanya dorongan narsistik orangtua melalui media digital. Umumnya di kota besar. Pengakuan di media sosial menjadi penting. Informasi sebagian besar diambil dari media sosial dan kiblat pada influencer. Nah, ketika berbagi informasi, semua kembali pada masing-masing orangtua. Ada yang memang sekedar berbagi, tetapi ada juga yang demi eksistensi.

Baca artikel selengkapanya yang ditulis oleh #copywriterklasika @adithskibu dalam #langgamklasika di @hariankompas sesi #kompasklasika edisi 23 Juli 2018. Baca juga liputan tematik jurnalis harian Kompas dalam rangka #harianaknasional2018. Selamat Hari Anak Nasional. Mari #jagaprivasianak.

– Nidya Dwika Puteri, Psi., M.Psi –

#jagaprivasianak

Leave a Reply

Your email address will not be published.Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.